Polman, Komunika Nusantara. Suara dari Desa di pelosok negeri ini, Desa menjadi entitas pemerintahan terkecil yang memikul beban berat. Dengan anggaran yang jauh lebih kecil dibandingkan dari Institusi lain. Setiap Rupiah yang masuk ke kas Desa menampilkannya dengan begitu ketat, bahkan hingga detail terkecil. Sayangnya, pengawasan ini sering kali dibarengi dengan intimidasi dan tuduhan tak berdasar. Padahal, jika dibandingkan dengan lembaga lain Anggaran Desa hampir tidak seberapa, sudah kecil Dititip pula kegiatan-kegiatan yg diminta Desa membiayai
Di sisi lain, institusi-institusi besar dengan anggaran raksasa sering kali lolos dari sorotan tajam. Padahal, di sanalah potensi kebocoran anggaran jauh lebih besar. Gaji besar, fasilitas mewah, dan berbagai tunjangan yang mereka terima mencerminkan jurang ketimpangan yang mencolok dibandingkan Desa yang harus mengais sisa anggaran untuk melayani warganya.
Desa juga sering kali dipalak oleh oknum tertentu. Mereka dipaksa memberikan bagian dari anggaran yang seharusnya digunakan untuk kepentingan masyarakat. Ancaman dan tekanan dari berbagai pihak membuat mereka terjepit, seolah Desa tak lebih dari sasaran empuk bagi para penguasa yang rakus.
Narasi ini harus diubah. Desa bukanlah institusi korup, melainkan korban dari sistem yang timpang. Dengan segala keterbatasannya, Desa tetap berdiri kokoh, melayani masyarakat dengan penuh pengabdian.
Sudah saatnya kita membuka mata dan memberikan penghargaan yang layak bagi peran Desa
Desa adalah akar bangsa. Jika terus ditekan dan dilemahkan, maka akan goyah pula pondasi negeri ini. Mari bersama-sama melawan stigma, mengangkat martabat Desa, dan mewujudkan institusi yang dihormati, bukan dikebiri apalagi dituduh Macam-Macam
DESA BERSATU
APDESI KUAT
Dakka, 29 Desember 2024