MAMASA,- Merespon  upaya Pemerintah Daerah (Pemda) dalam proses relokasi pedagang Sembako (Sembilan Bahan Pokok) di Pusat Kota Mamasa ke Wilayah Desa Buntubuda sebagai alternatif sementara pasar tradisional, kepala desa setempat dan camat rutin mengontrol pasar.

Kepala Desa Buntubuda, Melianus saat dikonfirmasi di Pasar Tradisional sementara , Rabu (7/4/2021) menjelaskan.Solusi yang dilakukan Pemda Mamasa bagi para Padang sembako di pusat kota tentu patut didukung sepenuhnya sebab hal tersebut sudah berlarut-larut menjadi sebuah masalah.

“Saya sengaja rutin mengontrol aktivitas pedagang pada pasar tradisional di Buntubuda guna memberikan kenyamanan bagi pedagang dan pengunjung serta menyerap sejumlah kendala-kendala pedagang. Bahkan saya buka posko disini sebagai kantor pelayanan masyarakat,”tuturnya.

Sementara Camat Mamasa, Hesron Lululangi saat dikonfirmasi juga menjelaskan. Relokasi pedagang Sembako yang dilakukan Pemda tentu wujud kepedulian terhadap semua pihak demi terciptanya penataan kota yang rapih, bersih dan terhindar dari kemacetan tanpa menghalangi usaha masyarakat dalam mencari nafkah.

Mengenai Pasar Barra’-Barra’, kata Hesron  tentu tetap menjadi perhatian Pemda namun setelah melakukan pertemuan dengan pedagang Sembako di pusat kota bersama sejumlah tokoh masyarakat serta jajaran pemerintah setempat maka ada pertimbangan tertentu sebagai hasil pertemuan tersebut yang kemudian menjadi kesepakatan bersama sehingga pasar sementara di wilayah Desa Buntubuda menjadi pilihan bagi pedagang.

Lanjut Hesron, Pasar Barra’-Barra’ tetap akan dipikirkan bagaimana agar disana juga dapat difungsikan sehingga sampai sekarang masyarakat di wilayah tersebut juga masih memanfaatkan bangunan pasar disana sebagai aktivitas perdagangan.

Martinus Tiranda Wakil Bupati Mamasa*

Dalam pantauan langsung ke Pasar Sementara Buntubuda yang juga dilakukan Wakil Bupati Mamasa, Martinus Tiranda menyampaikan. Meskipun lokasi pasar tradisional masih bersifat sementara namun ditargetkan tahun depan para pedagang sudah dapat berjualan di Pasar Barra’-Barra’.

Kata Martinus, langkah yang ditempuh tentu didasari sejumlah pertimbangan sehingga proses relokasi pedagang Sembako dilaksanakan.

“Kita berharap masyarakat betah berbelanja kesini bahkan pedagang juga merasa nyaman, soal pedagang keliling yang sering menjual ditengah kota juga akan dikomunikasikan sehingga ikut menjual di pasar tradisional Buntubuda,”ungkapnya.

Sala satu warga Banggo, Ester saat berbelanja dihari yang sama juga berpendapat. Lokasi pasar sementara jauh lebih baik dibandingkan dipusat Kota Mamasa, selain rawan macet kendaraan juga was-was saat berbelanja jangan sampai ditabrak kendaraan apalagi pedagang hanya di tepi-tepi jalan.

Menurutnya, parkiran di area pasar sementara jauh lebih luas sehingga pembeli jauh lebih nyaman.

Since sala satu pedagang sayur juga mengungkapkan. Pihaknya sangat merespon pemindahan aktivitas pedagang ditengah kota sebab telah buatkan tempat berjualan yang jauh lebih baik.

“Sesuai kesepakatan kami hanya membayar Rp 5.000 per minggu untuk tiap los khusus pembayaran sampah sementara untuk listrik dan air ditanggung Pemda,”ujarnya.

Ditempat berbeda Sirajuddin yang merupakan pedagang ikan di pasar sementara Buntubuda berharap, pedagang keliling dengan motor dan mobil juga dilarang menjual di simpang jalan  pusat kota sehingga semuanya diperlukan sama.

“Mestinya pedagang keliling hanya menjangkau desa jangan lagi ada yang menjual atau markir ditengah kota, soal relokasi pedagang tentunya didukung demi kebaikan bersama,”paparnya. (Hapri Nelpan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here