Polman, Komunika Nisantara. Tanaman kopi kembali jadi primadona. Gaya hidup minum kopi pada semua kalangan dan menjamurnya cafe dan warkop di kota-kota besar memicu permintaan biji kopi dalam negeri terus meningkat.
Tingginya permintaan biji kopi dan membaiknya harga kopi di tingkat petani berefek positif pada animo masyarakat untuk kembali menanam kopi. Dataran tinggi Sulbar dari dulu dikenal sebagai penghasil kopi.
Pengwilayahan komoditi di era Gubernur Ahmad Amiruddin menempatkan Sulbar sebagai sentra pengembangan kopi yang dikenal dengan wilayah Madutora (Mandar-Duri -Toraja).
Demikian disampaikan oleh Direktur Pusat Riset Kopi dan Kakao Universitas Al Asyariah Mandar (PURISKOKA-UNASMAN) Harli A. Karim. Pernyataan tersebut disampaikan saat mengantar diskusi dan sosialisasi pengembangan pertanaman kopi Pilili di Desa Patambanua Kecamatan Bulo Kabupaten Polewali Mandar (Jumat, 2 April 2020).
Kegiatan berlangsung di salah satu Aula sekolah di Dusun Penatangan dan dihadiri 100 an orang petani. Selain Puriskoka Unasman, juga hadir sebagai pemateri Muhammad Aqdar dari Ritma Green. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak di bidang kewirausahaan sosial. Turut pula hadir peneliti Unasman Hikmawati (ahli hama dan penyakit tanaman), Nurhaya Kusmiah (ahli Teknologi Hasil Pertanian) dan Wakil Dekan I Fakultas Pertanian dan Kehutanan Unsulbar Bapak Makmur.
Dalam materinya Makmur mengatakan pertanaman kopi perlu terus dikembangkan karena memiliki prospek ekonomi yang cukup tinggi. Selain itu menurut Makmur kopi adalah salah satu tanaman konservasi yang dapat memperbaiki lingkungan sekitar hutan yang mulai rusak. Kegiatan diprakarsai tokoh pemuda setempat yang tergabung dalam Pemuda Mandar Community (PMC) yang bekerjama sama dengan Warkop TKP yang beralamat di Kota Polewali.
Di tempat yang sama hadir pula Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Barat Syamsul Samad. Dalam kesempatan itu Syamsul berjanji akan memberikan perhatian serius pada pengembangan tanaman kopi di wilayah ini. Bahkan, dalam kesempatan tersebut Anggota DPRD 3 periode ini langsung megusulkan anggaran pelatihan tanaman kopi dalam pokok pikiran yang akan diparipurnakan minggu depan di Mamuju.
Pernyataan tersebut disambut meriah para peserta yang sebagian besar petani dan calon petani kopi. Rangkaian kegiatan diakhiri dengan kunjungan ke lahan-lahan milik masyarakat